2. Tari dan wilayah budaya Melayu.
Penamaan Riau sebenarnya jika menurut sejarah, adalah lebih merujuk kepada daerah Riau Kepulauan atau Kepulauan Riau sekarang secara administratif daripada Riau Daratan (Propinsi Riau). Akan tetapi karena sejarah juga yang menyatukan dan sekaligus memisahkan secara administratif di antara kedua kawasan tersebut. Namun demikian secara jiwa budaya mempunyai keterkaitan yang sangat erat, ianya ibarat air takkan putus walau dicincang. Hal yang sedemikian itu, dapat tergambar dalam perjalanan sejarah Melayu itu sendiri. Dari mulai Bintan (Kepulauan Riau), Tumasik, Melaka, Johor, Siak, Indragiri, Rokan, Kampar. Kemudian menyebar sampai Deli Serdang. Asahan, Temiang dan Sambas dan berbagai daerah pesisir lainnya.
Jika melihat dengan keadaan negeri Melayu secara umum, dari mulai pesisir Pulau Sumatera, Selat Melaka sampai ke Laut Cina Selatan, adalah suatu daerah lintasan, persinggahan dan perdagangan dari seluruh penjuru Nusantara dan Dunia Timur maupun Barat.
Dengan banyaknya pedagang yang datang dan menetap di sesuatu kawasan negeri Melayu, secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap tata kehidupan masyarakatnya. Para pendatang membawa nilai-nilai budaya mereka sendiri, sehingga terjadi pertemuan nilai-nilai budaya mereka tersebut. Hasil pertemuan itu melahirkan nilai-nilai baru termasuklah dengan tarian Melayu itu sendiri.
Penamaan Riau sebenarnya jika menurut sejarah, adalah lebih merujuk kepada daerah Riau Kepulauan atau Kepulauan Riau sekarang secara administratif daripada Riau Daratan (Propinsi Riau). Akan tetapi karena sejarah juga yang menyatukan dan sekaligus memisahkan secara administratif di antara kedua kawasan tersebut. Namun demikian secara jiwa budaya mempunyai keterkaitan yang sangat erat, ianya ibarat air takkan putus walau dicincang. Hal yang sedemikian itu, dapat tergambar dalam perjalanan sejarah Melayu itu sendiri. Dari mulai Bintan (Kepulauan Riau), Tumasik, Melaka, Johor, Siak, Indragiri, Rokan, Kampar. Kemudian menyebar sampai Deli Serdang. Asahan, Temiang dan Sambas dan berbagai daerah pesisir lainnya.
Jika melihat dengan keadaan negeri Melayu secara umum, dari mulai pesisir Pulau Sumatera, Selat Melaka sampai ke Laut Cina Selatan, adalah suatu daerah lintasan, persinggahan dan perdagangan dari seluruh penjuru Nusantara dan Dunia Timur maupun Barat.
Dengan banyaknya pedagang yang datang dan menetap di sesuatu kawasan negeri Melayu, secara tidak langsung memberikan pengaruh terhadap tata kehidupan masyarakatnya. Para pendatang membawa nilai-nilai budaya mereka sendiri, sehingga terjadi pertemuan nilai-nilai budaya mereka tersebut. Hasil pertemuan itu melahirkan nilai-nilai baru termasuklah dengan tarian Melayu itu sendiri.