3. Bentuk dan Jenis Tari Melayu
Pengelompokan tari tradisional masih dapat dibagi berdasarkan nilai-nilai artistik garapannya yaitu:
3.a. Tari Sederhana
Sesuai dengan namanya, tari ini memiliki bentuk-bentuk gerak yang sederhana yang belum mendapat sentuhan keragaman gerak, demikianpun dengan musiknya dan pakaian yang dikenakan. Jenis tari ini masih terdapat pada suku-suku Takang Mamak dan Orang Akik.
Pada umumnya tari sederhana mempunyai sifat magis dan sakral, karena hanya dilaksanakan pada upacara-upacara adat dan agama saja. gerakan tari sederhana, hanya terdiri dari gerak sepakan kaki, langkah-langkah kaki yang sederhana, ayunan tubuh serta gerak-gerak kepala dengan tekanan-tekanan. Tari sederhana lebih merupakan ungkapan kehendak dengan tekanan-tekanan tertentu atau keyakinan.
3.b. Tari Rakyat
Adapun tarian rakyat ialah tarian yang hidup, tumbuh dan berkembang di dalam masyarakatnya, yang kemudian diperbuat pula secara turun temurun dan kemudiannya menjadi milik bersama.
Tarian rakyat lahir begitu adanya tanpa campur tangan dari hasil pikiran para intelektual, melainkan lebih merupakan pencerminan pengalaman-pengalaman bersama dari suatu masyarkat.
Tari rakyat di Kepulauan Riau masih berpijak pada pola tradisionla, misalnya tari Inai, Tari Silat, Tari Olang-Olang dan lain sebagainya. Sedangkan yang lebih mengungkapkan kehidupan rakyat pada umumnya berbentuk tarian gembira atau tarian pergaulan, misalnya: Tari Joget, Tari Mak Inang, Tari Lenggang Patah Sembilan, Tari Tandak dan beberapa tari lainnya. Juga termasuk di dalamnya tarian yang ada dalan seni pertunjukan Makyong, Mendu dan Bangsawan.
3.c. Tari kelasik
Tari kelasik adalah tari yang berkembang dikalangan istana atau raja-raja dan bangsawan, dan telah mencapai kepada puncak artistik yang tinggi dan telah menempuh perjalanan sejarah yang panjang, sehingga memiliki nilai tradisional. Tetapi tari tradisional belum tentu bernilai kelasik. Sebab tari kelasik selain mempunyai ciri tradisional harus pula memiliki nilai keindahan yang tinggi, misalnya: Tari Zapin, Tari Adat, Tari Persembahan dan Tari Inai.
3.d. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru merupakan ungkapan seni yang tidak berpilakan tradisi, melainkan lebih mengutamakan garapan baru yang tidak mengikuti pola-pola lama yang telah baku. Tari kreasi baru juga disebut dengan tarian modern yang mengungkapkan rasa kebebasan semenjak Indonesia Merdeka.
Pada tahun 1950 berkembang pula suatu pembaharuan dibidang tarian, yang diawali oleh Wisnu Warman, Bagong Kussudiarjo dan lain-lain, oleh karenanya di Riau atau Kepulauan Riau juga tidak ketinggalan dalam mengikuti perkembangan tersebut.
Adalah tercatat nama-nama tokoh penari yang berani merombak pola tari tradisi dengan kreasi baru, antara lain Umar Umaiyah ali, Wan Amran, O.K. Nizami Jamil, Mochtar Zam dan lain sebagainya.
Maka dengan demikian, tarian Melayu adalah gerak dari pengalaman fisik yang paling penting dalam kehidupan, yang bernafaskan kerakyatan, sakral dan Islam yang ditunjang oleh berbagai keragaman pengaruh.
Tari tradisional Melayu berguna dalam kehidupan kemasyarakatan dan religius serta merupakan tari yang dihormati, karena tarian tradisional Melayu merupkan sarana upacara adat, sakral dan pengungkapan kegembiraan.
Adapun pola penggarapan tari tradisional Melayu telah mengalami perkembangan serta bersumber pada unsur tradisional kerakyatan dan kelasik.
Pengelompokan tari tradisional masih dapat dibagi berdasarkan nilai-nilai artistik garapannya yaitu:
3.a. Tari Sederhana
Sesuai dengan namanya, tari ini memiliki bentuk-bentuk gerak yang sederhana yang belum mendapat sentuhan keragaman gerak, demikianpun dengan musiknya dan pakaian yang dikenakan. Jenis tari ini masih terdapat pada suku-suku Takang Mamak dan Orang Akik.
Pada umumnya tari sederhana mempunyai sifat magis dan sakral, karena hanya dilaksanakan pada upacara-upacara adat dan agama saja. gerakan tari sederhana, hanya terdiri dari gerak sepakan kaki, langkah-langkah kaki yang sederhana, ayunan tubuh serta gerak-gerak kepala dengan tekanan-tekanan. Tari sederhana lebih merupakan ungkapan kehendak dengan tekanan-tekanan tertentu atau keyakinan.
3.b. Tari Rakyat
Adapun tarian rakyat ialah tarian yang hidup, tumbuh dan berkembang di dalam masyarakatnya, yang kemudian diperbuat pula secara turun temurun dan kemudiannya menjadi milik bersama.
Tarian rakyat lahir begitu adanya tanpa campur tangan dari hasil pikiran para intelektual, melainkan lebih merupakan pencerminan pengalaman-pengalaman bersama dari suatu masyarkat.
Tari rakyat di Kepulauan Riau masih berpijak pada pola tradisionla, misalnya tari Inai, Tari Silat, Tari Olang-Olang dan lain sebagainya. Sedangkan yang lebih mengungkapkan kehidupan rakyat pada umumnya berbentuk tarian gembira atau tarian pergaulan, misalnya: Tari Joget, Tari Mak Inang, Tari Lenggang Patah Sembilan, Tari Tandak dan beberapa tari lainnya. Juga termasuk di dalamnya tarian yang ada dalan seni pertunjukan Makyong, Mendu dan Bangsawan.
3.c. Tari kelasik
Tari kelasik adalah tari yang berkembang dikalangan istana atau raja-raja dan bangsawan, dan telah mencapai kepada puncak artistik yang tinggi dan telah menempuh perjalanan sejarah yang panjang, sehingga memiliki nilai tradisional. Tetapi tari tradisional belum tentu bernilai kelasik. Sebab tari kelasik selain mempunyai ciri tradisional harus pula memiliki nilai keindahan yang tinggi, misalnya: Tari Zapin, Tari Adat, Tari Persembahan dan Tari Inai.
3.d. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru merupakan ungkapan seni yang tidak berpilakan tradisi, melainkan lebih mengutamakan garapan baru yang tidak mengikuti pola-pola lama yang telah baku. Tari kreasi baru juga disebut dengan tarian modern yang mengungkapkan rasa kebebasan semenjak Indonesia Merdeka.
Pada tahun 1950 berkembang pula suatu pembaharuan dibidang tarian, yang diawali oleh Wisnu Warman, Bagong Kussudiarjo dan lain-lain, oleh karenanya di Riau atau Kepulauan Riau juga tidak ketinggalan dalam mengikuti perkembangan tersebut.
Adalah tercatat nama-nama tokoh penari yang berani merombak pola tari tradisi dengan kreasi baru, antara lain Umar Umaiyah ali, Wan Amran, O.K. Nizami Jamil, Mochtar Zam dan lain sebagainya.
Maka dengan demikian, tarian Melayu adalah gerak dari pengalaman fisik yang paling penting dalam kehidupan, yang bernafaskan kerakyatan, sakral dan Islam yang ditunjang oleh berbagai keragaman pengaruh.
Tari tradisional Melayu berguna dalam kehidupan kemasyarakatan dan religius serta merupakan tari yang dihormati, karena tarian tradisional Melayu merupkan sarana upacara adat, sakral dan pengungkapan kegembiraan.
Adapun pola penggarapan tari tradisional Melayu telah mengalami perkembangan serta bersumber pada unsur tradisional kerakyatan dan kelasik.