Kesemua pendukung mengenakan pakaian yang semarak, lengkap dengan mahkota (lelaki dan perempuan) serta selepang dan polet (epaulet) dan jumbai-jumbainya, disesuaikan dengan peranannya masing-masing. Biasanya dalam pementasan Mendu ini tidak memiliki penata rias khusus, melainkan setiap pemain bersolek sendiri atau saling membantu di antara pemain.
Salah satu properti yang merupakan penokohan cerita senantiasa mempunyai dua penokohan yang saling bertentangan yaitu tokoh baik dan jahat (protagonis dan antagonis), digambarkan secara tajam, putih dan hitam, kanan dan kiri. Yang berada dipihak baik ialah Raja Langkadura, Dewa Mendu serta Mahadewi (dalam hikayat bernama Tuan Puteri Lela Ratna Kumala). Sedangkan pihak jahat adalah Raja Laksamalik dari negeri Antasina atau Antarsina atau Antarcina.
Salah satu properti yang merupakan penokohan cerita senantiasa mempunyai dua penokohan yang saling bertentangan yaitu tokoh baik dan jahat (protagonis dan antagonis), digambarkan secara tajam, putih dan hitam, kanan dan kiri. Yang berada dipihak baik ialah Raja Langkadura, Dewa Mendu serta Mahadewi (dalam hikayat bernama Tuan Puteri Lela Ratna Kumala). Sedangkan pihak jahat adalah Raja Laksamalik dari negeri Antasina atau Antarsina atau Antarcina.