Makyong dalam Catatan
Cukup banyak catatan tentang Makyong dibuat oleh seorang penulis Riau yang telah mengarang Syair Perkawinan Anak Kapitan Cina. Karya ditulis oleh Encik Abdullah pada 1277 Sanah Hijriyah atau tahun 1860 Masehi di Pulau Penyengat ini, antara lain, menggambarkan suatu upacara perkawinan besar-besaran seorang anak kapitan Cina yang karena perhubungan baiknya dengan penguasa Melayu (Engkau Puteri Raja Hamidah) dirayakan dengan cara Melayu di salah satu pusat Kerajaan Riau-Lingga. Beberapa petikan disajikan berikut ini.
Dari petikan di atas dapat diketahui bahwa seni pertunjukkan Makyong pada tahun 1860, telah menunjukkan betapa Makyong begitu diminati dan terkenal.
Untuk tempat bermain Makyong dibuatkan suatu tempat khusus yang disebut bangsal. Dan, yang dimaksud dengan permaisuri ialah Engkau Puteri Raja Hamidah, yang mengadakan perhelaan perkawinan anak kapitan Cina Tanjungpinang dengan dilaksanakan secara Melayu di Pulau Penyengat yang pada masa itu menjadi tempat kedudukan resmi para Yamtuan Muda Riau.
Cukup banyak catatan tentang Makyong dibuat oleh seorang penulis Riau yang telah mengarang Syair Perkawinan Anak Kapitan Cina. Karya ditulis oleh Encik Abdullah pada 1277 Sanah Hijriyah atau tahun 1860 Masehi di Pulau Penyengat ini, antara lain, menggambarkan suatu upacara perkawinan besar-besaran seorang anak kapitan Cina yang karena perhubungan baiknya dengan penguasa Melayu (Engkau Puteri Raja Hamidah) dirayakan dengan cara Melayu di salah satu pusat Kerajaan Riau-Lingga. Beberapa petikan disajikan berikut ini.
………………………………………………………
Menyuruhkan orang membuat panggung
Serta berbuat bangsal makyong
Suatu tempat orang menyabung
Wayang kulitnya dua panggung
Siang dan malam barmain wayang
Orangnya ramai bukan kepalang
Makyong menari joget menembang
Sekalian melihat hatinya bimbang
Sekalian orang disuruh kampungkan
Pelantar yang buruk disuruh buatkan
Menyuruh berhadir segala kelengkapan
Demikian perintah permaisuri
Di hadapan selasar makyong menari
Said Husin muda bestari
Dialah memerintah di dalam puri
Orang melihat terlalu banyak
Hendak menanti orang berarak
Melihat makyong sudahlah jelak
Hendak melihat pengantin pulak
Seketika duduk bermohon keluar
Serta berjalan turun ke selasar
Melihat makyong menari berbanjar
Kapitan melihat terlalu gemar
Baginda menari memberi titah
Orang kita baiklah dikerah
Selain makyong suruh bawalah
Aturkan betul janganlah salah
Kemudian nasik berastakona
Diusung oleh muda teruna
Kemudian bandangan lebing sempurna
Serta makyong dengan penjawatnya
Makyong menari sambil berjalan
Serta menari sambil berjalan
Serta dengan bunyi-bunyian
Orang melihat berlari-larian
Ada laki-laki ada perempuan
Dari petikan di atas dapat diketahui bahwa seni pertunjukkan Makyong pada tahun 1860, telah menunjukkan betapa Makyong begitu diminati dan terkenal.
Untuk tempat bermain Makyong dibuatkan suatu tempat khusus yang disebut bangsal. Dan, yang dimaksud dengan permaisuri ialah Engkau Puteri Raja Hamidah, yang mengadakan perhelaan perkawinan anak kapitan Cina Tanjungpinang dengan dilaksanakan secara Melayu di Pulau Penyengat yang pada masa itu menjadi tempat kedudukan resmi para Yamtuan Muda Riau.