Peralatan untuk menangkap ikan yang biasa digunakan oleh orang Melayu terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
a. Serampang
Suatu alat yang dapat digolongkan dalam jenis tombak, tetapi bermata tiga dan bertangkai bambu yang berukuran panjang kira-kira 2-5 meter. Alat ini digunakan untuk menombak ikan yang sedang berenang atau bersembunyi didalam tumbuh-tumbuhan laut.
b. Lukah
Adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari buluh atau rotan yang diraut dan dijalin sedemikian rupa berbentuk bulat panjang. Bagian depannya (tempat ikan masuk) dibuat agak lebih besar dari bagian belakang. Bagian belakang dibuat agak tertutup sehingga ikan yang sudah masuk tak dapat keluar. Panjang Lukah kira-kira 1,25 m – 1,50 m.
c. Tempuling
Suatu alat yang bermata seperti serampang, tetapi hanya satu buah. Alat ini diberi tangkai kayu kira-kira 15-20 cm, yang berfungsi sebagai tempat mengikatkan tali yang panjangnya mencapai 100 meter. Ketika digunakan, tangkai yang pendek ini disambung dengan tangkai bambu yang berukuran kira-kira 4-5 meter, tetapi tangkai bambu tidak diikat dengan tali. Tangkai bambu hanya berfungsi sebagai alat yang mempermudah menombak ikan. Jika sudah ditombak, bambunya dilepas atau terlepas dengan sendirinya.
d. Jala
Alat penangkap ikan berbentuk jaring bulat dengan diameter kira-kira 1,5 meter. Ditengahnya diikat seuntai tali sebagai alat pegangan bagi si pemakai. Dibagian bawah atau sekeliling pinggir terdapat rangkaian cincin timah atau rangkaian kulit gonggong (sejenis kerang) yang berfungsi sebagai pemberat. Cara penggunaannya ialah ditebarkan ke sekumpulan ikan dan atau udang yang sedang berenang. Jala hanya digunakan diperairan sekitar pantai (tak jauh dari pantai).
e. Pukat
Sejenis alat penangkap ikan yang berbentuk jaring panjang mencapai 50 meter dan lebar kira-kira 3,5 – 4 meter. Sebagaimana hal jala, pukat pun diberi serangkaian cincin timah atau kulit gonggong sebagai pemberat. Cara penggunaannya ialah dibentangkan di dalam laut yang agak dalam, yaitu kira-kira 4-5 meter, dan ditarik dengan perahu atau kapal nelayan.
f. Jaring
Sejenis alat yang berbentuk jaring panjang hampir sama dengan pukat. Cara penggunaannya saja yang berbeda dengan pukat, yaitu dengan cara membentangkannya di laut tanpa ditarik oleh perahu atau kapal.
g. Empang
Alat penangkap ikan berupa jaring berukuran panjang 20-40 meter. Alat ini dipasang ketika air pasang naik. Ketika air surut empang angkat lagi. Biasanya, empang digunakan untuk menangkap ikan belanak dan ikan-ikan pantai lainnya karena ikan-ikan itu selalu mengikuti air pasang.
h. Kedik atau Pancing
Suatu alat penangkap ikan yang terdiri atas 3 – 5 mata pancing yang diikat bergabung dan diikat pula dengan tali pancing. Ada juga kedik yang menggunakan satu mata pancing. Penggunaanya adalah dengan cara meletakkan umpan pada mata pancing, kemudian melemparkannya atau mencampakkan mata pancing yang telah diberi umpan ke dalam laut dan ditarik sentakan sehingga menarik perhatian ikan.
i. Rawai
Alat penangkap ikan yang terbuat dari tali yang diberi rangkaian mata pancing. Rawai ini ditarik oleh perahu atau kapal. Ketika sedang menarik itulah, biasanya ikan-ikan akan mengejar mata pancing yang berkilat-kilat di dalam air yang menyerupai mangsa ikan. Ada juga rawai yang tak ditarik, tetapi direntangkan ke dalam laut beberapa waktu, kemudian dibongkar atau diangkat untuk mengambil hasil tangkapan.
j. Bubu
Alat penangkap ikan yang terbuat dari rotan atau kawat kasar yang dijalin dan diberi lubang yang berfungsi sebagai pintu masuk ikan-ikan yang akan memakan umpan di dalam bubu. Pintu bubu sengaja dibuat agak menjorok agar ikan yang masuk akan mengalami kesulitan untuk keluar dari bubu. Bubu ini dipasang di dasar laut, biasanya di dasar karang selama beberapa hari. Pada hari yang diperkirakan sebagai pemasang bahwa bubu itu dimasuki ikan, mereka akan mengangkatnya. Agar tidak lupa pada tempat pemasangan bubu, si pemasang biasanya memberikan tanda dengan alat yang dapat mengapung atau mengambang.
k. Jermal
Alat penangkap ikan yang terbuat dari pancangan tiang-tiang kayu berbentuk lingkaran atau segi empat ukuran besar dan diberi pintu seperti bubu. Didalam pagar kayu itu dipasang jaring berukuran besar pula yang dapat diangkat dan diturunkan. Jermal ini, biasanya dipasang di laut dengan kedalaman lebih kurang 4-6 meter.
l. Kelong
Alat penangkap ikan yang terbuat dari buluh atau kawat yang dipasang di laut dengan kedalaman 3 – 5 meter. Bentuknya bersekat-sekat atau memiliki ruang-ruang. Ruang-ruang itu berfungsi sebagai tempat atau perangkap ikan. Kelong ada dua macam pula : (1) Kelong tangkul atau kelong bilis yaitu kelong untuk menangkap bilis (teri), sotong, selar dan lain-lain. Ikan yang masuk ke tangkul diangkat, kemudian ditangguk; (2) Kelong yang menggunakan bubu. Segala jenis ikan-ikan dapat ditangkap dengan kelong ini. Ikan masuk melalui pintu kelong. Setelah masuk, ikan-ikan tak dapat keluar. Untuk mengambil ikan, nelayan mengangkat bubunya.
m. Belat
Alat penangkap ikan yang terbuat dari jalinan bilah bambu yang dijalin dengan akar atau ijuk atau rotan. Belat juga memiliki sekat-sekat atau ruang-ruang yang memiliki fungsi sebagai perangkap ikan. Tempat pemasangannya di laut dengan kedalaman 2-4 meter.
n. Bento
Alat yang digunakan untuk menangkap ketam renjong, terbuat dari potongan jaring atau rajutan jaring dengan mata yang besar, kemudian dipasang pada bilah bambu/kayu yang dilengkungkan seperti tangkul serta setiap ujung bambu diberikan pemberat.
o. Sondong
Alat yang digunakan untuk menangkap udang ditepi pantai. Dua tongkat yang disilang yang salah satu bagiannya diberi jaring. Cara menggunakannya adalah dengan didorong sepanjang laut dangkal.
a. Serampang
Suatu alat yang dapat digolongkan dalam jenis tombak, tetapi bermata tiga dan bertangkai bambu yang berukuran panjang kira-kira 2-5 meter. Alat ini digunakan untuk menombak ikan yang sedang berenang atau bersembunyi didalam tumbuh-tumbuhan laut.
b. Lukah
Adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari buluh atau rotan yang diraut dan dijalin sedemikian rupa berbentuk bulat panjang. Bagian depannya (tempat ikan masuk) dibuat agak lebih besar dari bagian belakang. Bagian belakang dibuat agak tertutup sehingga ikan yang sudah masuk tak dapat keluar. Panjang Lukah kira-kira 1,25 m – 1,50 m.
c. Tempuling
Suatu alat yang bermata seperti serampang, tetapi hanya satu buah. Alat ini diberi tangkai kayu kira-kira 15-20 cm, yang berfungsi sebagai tempat mengikatkan tali yang panjangnya mencapai 100 meter. Ketika digunakan, tangkai yang pendek ini disambung dengan tangkai bambu yang berukuran kira-kira 4-5 meter, tetapi tangkai bambu tidak diikat dengan tali. Tangkai bambu hanya berfungsi sebagai alat yang mempermudah menombak ikan. Jika sudah ditombak, bambunya dilepas atau terlepas dengan sendirinya.
d. Jala
Alat penangkap ikan berbentuk jaring bulat dengan diameter kira-kira 1,5 meter. Ditengahnya diikat seuntai tali sebagai alat pegangan bagi si pemakai. Dibagian bawah atau sekeliling pinggir terdapat rangkaian cincin timah atau rangkaian kulit gonggong (sejenis kerang) yang berfungsi sebagai pemberat. Cara penggunaannya ialah ditebarkan ke sekumpulan ikan dan atau udang yang sedang berenang. Jala hanya digunakan diperairan sekitar pantai (tak jauh dari pantai).
e. Pukat
Sejenis alat penangkap ikan yang berbentuk jaring panjang mencapai 50 meter dan lebar kira-kira 3,5 – 4 meter. Sebagaimana hal jala, pukat pun diberi serangkaian cincin timah atau kulit gonggong sebagai pemberat. Cara penggunaannya ialah dibentangkan di dalam laut yang agak dalam, yaitu kira-kira 4-5 meter, dan ditarik dengan perahu atau kapal nelayan.
f. Jaring
Sejenis alat yang berbentuk jaring panjang hampir sama dengan pukat. Cara penggunaannya saja yang berbeda dengan pukat, yaitu dengan cara membentangkannya di laut tanpa ditarik oleh perahu atau kapal.
g. Empang
Alat penangkap ikan berupa jaring berukuran panjang 20-40 meter. Alat ini dipasang ketika air pasang naik. Ketika air surut empang angkat lagi. Biasanya, empang digunakan untuk menangkap ikan belanak dan ikan-ikan pantai lainnya karena ikan-ikan itu selalu mengikuti air pasang.
h. Kedik atau Pancing
Suatu alat penangkap ikan yang terdiri atas 3 – 5 mata pancing yang diikat bergabung dan diikat pula dengan tali pancing. Ada juga kedik yang menggunakan satu mata pancing. Penggunaanya adalah dengan cara meletakkan umpan pada mata pancing, kemudian melemparkannya atau mencampakkan mata pancing yang telah diberi umpan ke dalam laut dan ditarik sentakan sehingga menarik perhatian ikan.
i. Rawai
Alat penangkap ikan yang terbuat dari tali yang diberi rangkaian mata pancing. Rawai ini ditarik oleh perahu atau kapal. Ketika sedang menarik itulah, biasanya ikan-ikan akan mengejar mata pancing yang berkilat-kilat di dalam air yang menyerupai mangsa ikan. Ada juga rawai yang tak ditarik, tetapi direntangkan ke dalam laut beberapa waktu, kemudian dibongkar atau diangkat untuk mengambil hasil tangkapan.
j. Bubu
Alat penangkap ikan yang terbuat dari rotan atau kawat kasar yang dijalin dan diberi lubang yang berfungsi sebagai pintu masuk ikan-ikan yang akan memakan umpan di dalam bubu. Pintu bubu sengaja dibuat agak menjorok agar ikan yang masuk akan mengalami kesulitan untuk keluar dari bubu. Bubu ini dipasang di dasar laut, biasanya di dasar karang selama beberapa hari. Pada hari yang diperkirakan sebagai pemasang bahwa bubu itu dimasuki ikan, mereka akan mengangkatnya. Agar tidak lupa pada tempat pemasangan bubu, si pemasang biasanya memberikan tanda dengan alat yang dapat mengapung atau mengambang.
k. Jermal
Alat penangkap ikan yang terbuat dari pancangan tiang-tiang kayu berbentuk lingkaran atau segi empat ukuran besar dan diberi pintu seperti bubu. Didalam pagar kayu itu dipasang jaring berukuran besar pula yang dapat diangkat dan diturunkan. Jermal ini, biasanya dipasang di laut dengan kedalaman lebih kurang 4-6 meter.
l. Kelong
Alat penangkap ikan yang terbuat dari buluh atau kawat yang dipasang di laut dengan kedalaman 3 – 5 meter. Bentuknya bersekat-sekat atau memiliki ruang-ruang. Ruang-ruang itu berfungsi sebagai tempat atau perangkap ikan. Kelong ada dua macam pula : (1) Kelong tangkul atau kelong bilis yaitu kelong untuk menangkap bilis (teri), sotong, selar dan lain-lain. Ikan yang masuk ke tangkul diangkat, kemudian ditangguk; (2) Kelong yang menggunakan bubu. Segala jenis ikan-ikan dapat ditangkap dengan kelong ini. Ikan masuk melalui pintu kelong. Setelah masuk, ikan-ikan tak dapat keluar. Untuk mengambil ikan, nelayan mengangkat bubunya.
m. Belat
Alat penangkap ikan yang terbuat dari jalinan bilah bambu yang dijalin dengan akar atau ijuk atau rotan. Belat juga memiliki sekat-sekat atau ruang-ruang yang memiliki fungsi sebagai perangkap ikan. Tempat pemasangannya di laut dengan kedalaman 2-4 meter.
n. Bento
Alat yang digunakan untuk menangkap ketam renjong, terbuat dari potongan jaring atau rajutan jaring dengan mata yang besar, kemudian dipasang pada bilah bambu/kayu yang dilengkungkan seperti tangkul serta setiap ujung bambu diberikan pemberat.
o. Sondong
Alat yang digunakan untuk menangkap udang ditepi pantai. Dua tongkat yang disilang yang salah satu bagiannya diberi jaring. Cara menggunakannya adalah dengan didorong sepanjang laut dangkal.