Tiada berapa lama kemudian mangkatlah Wan Sri Beni dan dikuburkan di Bukit Singapura. Lalu mangkat pulalah Demang Lebar Daun dan Menteri Ria Buah Pala. Sekira dua tahun kemudian mangkat pula Baginda Raja Sri Tri Buana dan dikuburkan juga di Bukit Singapura tiada jauh dari kuburan Wan Sri Beni.
Setelah mangkat, Raja Tri Buana digantikan pula oleh puteranya bernama Sri Pekrama Wira. Sri Pekrama Wira mempunyai pula seorang saudara bernama Raja Kecil Muda, maka dijadikannya menteri besar di gelar Bendahara Tun Permata Muka Berjabar. Maka Sri Pekrama Wira inilah yang mula-mula membuat kepada sebutan Bendahara yang mempunyai kuasa memerintah segala menteri-menteri di bawah takhta kerajaan.
Kemudian mangkat pula Sri Pekrama Wira ini, maka digantikan oleh puteranya yang bernama Raja Muda bergelar Sri Ratna Wikrama dan bendaharanya adalah anak dari Tun Permata Muka Berjabar. Pada semasa inilah di dalam negeri muncul seorang dari rakyatnya yang sangat perkasa dam kuatnya yang dapat mencabut pokok kayu besar-besar sekira dua-tiga pelukan manusia dewasa. Nama hamba rakyat itu adalah BADANG.
Sebagai raja berikutnya adalah Damiya Raja, putera dari Sri Pekrama Wira, yang bergelar Sri Maharaja. Kononnya dalam pemerintahan Sri Maharaja inilah negeri Singapura mendapat musibah, yakni dilanggar oleh beribu-ribu ikan todak, maka banyaklah rakyat yang terbunuh. Hal ini dikarenakan sang raja membunuh seorang ulama yang bernama Tuan Zainal Al-Khatib. Kemudian turunlah bala’ itu.
Kemudiannya setelah mangkat Sri Maharaja, digantikan oleh puteranya yang bernama Raja Iskandar Syah. Dan pada ketika inilah Kerajaan Mojopahit datang menyerang mengalahkan Kerajaan Singapura. Adalah sebabnya Raja Iskandar Syah ini mempunyai seorang gundek, anak dari menterinya yang bernama Sang Rajuna Tapa bergelar Penghulu Bendahari. Kononnya gundeknya itu ada “bermain” dengan seorang laki-laki. Maka murkalah sang Raja, tanpa usul periksa, langsung dibunuh. Sementara sang ayah yaitu Sang Rajuna Tapa tidak terima karena anaknya dibunuh begitu saja. Lalu Sang Penghulu Bendahari ini meminta bantuan kepada Kerajaan Mojopahit untuk membalaskan sakit hatinya. Tiada berapa lama kemudian, dikarenakan juga sebelumnya Mojopahit berseteru dengan Singapura, dengan adanya jalan itu datanglah menyerang pasukan dari Mojopahit ini dan kalahlah Singapura. Lalu Raja Iskandar Syah melarikan diri ke Melaka dan memperbuat pula kerajaan di Melaka. Sejak saat itulah Kerajaan Singapura runtuh. Maka tercatat dalam sejarah kerajaan Melayu Singapura itu hanya sampai kepada lima keturunan.