beliau ini pulalah yang merupakan ratu pertama dalam kerajaan Melayu. Kemudian pada akhir masa Kedatuan Sriwijaya, sekitar tahun 1158 M tersebutlah Raja Tribuana bersama Deamng Lebar Daun turun dari Bukit Siguntang, Palembang, untuk emncari kawasan baru, dan yang menjadi tujuan pertama adalah Bintan. Ternyata di Bintan telah ada seorang penguasa bernama Wan Sri Beni. Syahdan, menurut beberapa cerita, maka Tribuana yang bergelar Sang Nila Utama itu dikawinkan dengan Puteri Bintan kemudian dilantik sebagai Raja yang menggantikan kedudukan Ibunda Wan Sri Beni.
Selanjutnya Tribuana Sang Nila Utama melanjutkan perjalanannya dan sampailah ke suatu tempat yang bernama Temasik. Di Temasik ini didirikannya pula sebuah kerajaan yang diberi nama Singapura.
Keterangan *) :
Orang-orang di Bintan dan sekitarnya menyebut kata Bintan biasanya huruf I diganti dengan huruf e pepet. Jadi menyebutnya Bentan bukan Bintan.
Keterangan **) :
Tentang penamaan Bintan itu terdapatlah dua penafsiran, pertama adalah berasal dari kata “bantai-an” yakni tempat pembantaian lanun-lanun. Penafsiran kedua adalah, kononnya ada seorang saudagar yang bernama “Bai-intan” terdampar di pulau itu. Sedangkan tentang Pulau Bintan dijelaskan dalam kitab yang berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa (1857) susunan Raja Ali Haji, antara lain : “Bintan yaitu di dalam daerah Negeri, satu pulau yang besar daripada segala pulau-pulau di dalam daerah Riau. Adalah ia bergunung yang lekuk di tengah-tengahnya. Adalah rajanya asalnya Wan Seri Bani namanya, yaitu perempuan. Kemudian datang raja Tribuana dari Palembang, diperbuatnya anak angkat. Maka diserahkannya negeri Riau itu dengan segala takluk daerahnya kepada Raja Seri Tribuana itu. ……”